Senin, 8 November 2010 | 13:44 WIB
Foto Humas PMI
Dua kendaraan Haglun (amfibi) milik Palang Merah Indonesia (PMI) sedang beroperasi mencari korban letusan Gunung Merapi di radius 5 KM dari puncak Merapi di Desa Ngpring, Cangkringan, Sleman, PMI mengoperasikan kendaraan ini untuk mengevakuasi korban letusan Gunung Merapi yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan lain. JAKARTA, KOMPAS.com - Saat tim gabungan dari anggota Kopasus, PMI, dan relawan PKPU mengevakuasi jenazah di daerah bencana Gunung Merapi di Yogyakarta, ada dua panser khusus yang menyertai mereka dan menarik perhatian. Namanya, Hagglund BV206 (atau Bandvagn 206). Kendaraan segala medan yang diproduksi oleh Hagglunds (perusahaan produsen Alutista global dari Swedia) pada 1980 yang awalnya diperuntukkan militer Swedia.
Anggun Permana Sidik, Staff Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI mengatakan, PMI mulai menggunakan Bandvagn 206 sejak bencana Situgitung, Cireundeu, Tangerang akhir Maret 2009 lalu. Dua unit kendaran ini merupakan sumbangan dari Jusuf Kalla melalui salah satu anak perusahaannya.
"Kami sengaja mengirim dua unit ke Yogyakarta untuk membantu proses evakuasi pengungsi di Gunung Merapi bersama empat helikopter milik PMI," ujar Anggun kepada Kompas.com, hari ini.
Panser ini bentuknya mirip mobil salju. Rodanya menggunakan rantai seperti tank sehingga mampu melibas semua medan. kemudian, ia mampu "berenang" di air dengan kecepatan 4,7 km per jam.
Hagglund terdiri dari dua bagian yang secara total mampu menampung 17 orang sekali jalan. Enam penumpang di kompartemen depan dan 11 di trailer belakang. Total daya angkut mencapai 2,250 kg dan trailer 2.500 kg.
Dimensi lumayan luas dengan spesifikasi panjang 6,9 meter, lebar 1,87 m dan tinggi 2,4 m. Hagglunds membekali kendaraan ini dengan mesin Ford Cologne V6 berkapasitas 2,8 liter terintegrasi dengan sistem transmisi otomatis 4-percepatan milik Mercedes-Benz W 4A-018.
Kendaraan ini telah digunakan oleh berbagai militer negara dunia mulai, mulai dari bertempur, memberikan bala bantuan sampai evakuasi. Ketangguhannya di segala medan membuatnya banyak banyak negara.
Kini, kegunannya bergeser dan mulai masuk ke sektor pariwisata untuk mengangkut turis di resor ski di pegunungan Alpen. Selain itu juga digunakan untuk pemadam kebakaran, ambulans, polisi gunung sampai ke sektor pertambangan.
Di internet, satu unit Hagglund BV206 bekas militer dibandrol Rp2,2 miliar. Untuk harga barunya, pasti lebih tinggi di atas itu.
Penulis: AGKAnggun Permana Sidik, Staff Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI mengatakan, PMI mulai menggunakan Bandvagn 206 sejak bencana Situgitung, Cireundeu, Tangerang akhir Maret 2009 lalu. Dua unit kendaran ini merupakan sumbangan dari Jusuf Kalla melalui salah satu anak perusahaannya.
"Kami sengaja mengirim dua unit ke Yogyakarta untuk membantu proses evakuasi pengungsi di Gunung Merapi bersama empat helikopter milik PMI," ujar Anggun kepada Kompas.com, hari ini.
Panser ini bentuknya mirip mobil salju. Rodanya menggunakan rantai seperti tank sehingga mampu melibas semua medan. kemudian, ia mampu "berenang" di air dengan kecepatan 4,7 km per jam.
Hagglund terdiri dari dua bagian yang secara total mampu menampung 17 orang sekali jalan. Enam penumpang di kompartemen depan dan 11 di trailer belakang. Total daya angkut mencapai 2,250 kg dan trailer 2.500 kg.
Dimensi lumayan luas dengan spesifikasi panjang 6,9 meter, lebar 1,87 m dan tinggi 2,4 m. Hagglunds membekali kendaraan ini dengan mesin Ford Cologne V6 berkapasitas 2,8 liter terintegrasi dengan sistem transmisi otomatis 4-percepatan milik Mercedes-Benz W 4A-018.
Kendaraan ini telah digunakan oleh berbagai militer negara dunia mulai, mulai dari bertempur, memberikan bala bantuan sampai evakuasi. Ketangguhannya di segala medan membuatnya banyak banyak negara.
Kini, kegunannya bergeser dan mulai masuk ke sektor pariwisata untuk mengangkut turis di resor ski di pegunungan Alpen. Selain itu juga digunakan untuk pemadam kebakaran, ambulans, polisi gunung sampai ke sektor pertambangan.
Di internet, satu unit Hagglund BV206 bekas militer dibandrol Rp2,2 miliar. Untuk harga barunya, pasti lebih tinggi di atas itu.
Editor: Bastian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar