Senin, 08 November 2010 | 06:37 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berharap gunung merapi terus meletus. Alasannya, dengan terus meletus maka tekanan gas belerang (SO2) dalam perut merapi semakin berkurang."Saya berharap merapi mau menuruti kemauan saya," ujarnya saat jumpa pers di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (7/11) malam.
Dijelaskan, daya ledak merapi dipengaruhi oleh simpanan gas yang dihasilkan oleh suplai magma dari dalam perut bumi yang memadat di kubah lava. Artinya, jika gas yang tersimpan besar, maka daya ledak merapi semakin besar. Begitu juga sebaliknya.
Merapi baru normal jika ia terus meletus. Dengan begitu gas mengecil, dan sirkulasi antara pasokkan magma dan terbentuknya gas kembali stabil. Sayangnya, pada letusan kali ini desakkan magma itu menguat. Artinya gas yang keluar juga besar.
Lalu seperti apa kondisi merapi saat ini? Menjawab itu Ia menjelaskan, sejak tanggal 3 November lalu, daya ledak merapi yang tercatat dalam seismograf masih fluktuatif atau naik-turun dengan intensitas terus meninggi. Itu artinya gas dalam perut merapi masih banyak.
MUHAMMAD TAUFIK
Dijelaskan, daya ledak merapi dipengaruhi oleh simpanan gas yang dihasilkan oleh suplai magma dari dalam perut bumi yang memadat di kubah lava. Artinya, jika gas yang tersimpan besar, maka daya ledak merapi semakin besar. Begitu juga sebaliknya.
Merapi baru normal jika ia terus meletus. Dengan begitu gas mengecil, dan sirkulasi antara pasokkan magma dan terbentuknya gas kembali stabil. Sayangnya, pada letusan kali ini desakkan magma itu menguat. Artinya gas yang keluar juga besar.
Lalu seperti apa kondisi merapi saat ini? Menjawab itu Ia menjelaskan, sejak tanggal 3 November lalu, daya ledak merapi yang tercatat dalam seismograf masih fluktuatif atau naik-turun dengan intensitas terus meninggi. Itu artinya gas dalam perut merapi masih banyak.
MUHAMMAD TAUFIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar